si Laliophobia

. Selasa, 19 Juli 2011
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks
Beberapa minggu yang lalu aku sempet ngeliat disalah satu program televisi [yang menawarkan pengetahuan-pengetahuan mulai dari yang ilmiah sampai yang unik, dan diluar nalar manusia] menanyangkan tentang macam-macam Phobia alias Fobia.

Fobia itu sendiri merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap suatu hal atau fenomena nerd. Dan itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang menurut hasil penelusuran ku, faktor yang paling besar adalah trauma. Sang penderita pernah mengalami sebuah keadaan yang sangat ekstrem dimana dia tak dapat mengendalikan perasaan takutnya.
:takot: :galit: :ayokona:

Aku teringat dengan salah satu murid mantan murid ku--sebut saja Mawar, yang punya ketakutan berbicara. Iseng-iseng aku nanya sama mbah gugel. Dan aku menemukannya! Laliophobia... Takut berbicara...



Nggak tau apa penyebabnya si Mawar ini nggak mau berbicara dengan kami, tim pengajar, yang jelas setiap ditanya dia selalu diam membatu. Bukan hanya dengan kami dia anti mengeluarkan suaranya itu, tapi dengan teman-teman sebayanya pun dia antipati mengeluarkan suara emasnya itu. Sampai-sampai temanku yang seorang tim pengajar, iseng menantang beberapa murid lainnya untuk mengajak si Mawar ini bicara. Hasilnya nihil, si Mawar cuma menatap tajam sambil mengunci rapat-rapat bibirnyaxpasti. Suara--yang keluar dari mulutnya--yang pernah aku dengar hanya suara tangisan saat ayahnya meninggalkan dia di kelas karena bimbel segera dimulai.

Ternyata, eh ternyata.. Usut punya usut, Mawar ini pernah mengalami kekerasan di sekolahnya yang lama. Bukan kekerasan fisik, melainkan kekerasan psikis yang rupanya sangat membekas didalam diri seorang Mawar yang notabene gadis kecil berusia 6 tahun itu. Dia pernah mendapatkan bentakan dari seorang gurunya akibat keributan yang dibuatnya didalam kelas saat jam pelajaran berlangsung. Hmm, aku nggak tau tepatnya seperti apa bentakan itu, tapi menurut ibunya setelah itu Mawar menjadi seperti sekarang, anti berbicara, dan hanya berbicara seperlunya saja dengan orangtuanya. Itupun dengan volume kecil sekali.

Sebenarnya fobia Mawar ini bisa disembuhkan jika sang ibu membawanya ke orang yang tepat. Karena kami hanya tim pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar, maka kami tak berani ikut campur untuk memberi saran kepada kedua orang tuanya. Tapi boss ku, ibu ownerwomen, sepertinya sudah memberi saran ke ibunya Mawar untuk membawanya ke psikiater. Yah, semoga Mawar bisa sembuh dari Phobia-nya itu, kami semua mendo'akan, amiiiiieen.. senyum

2 komentar:

  1. ya saya rasa memberi sedikit demi sedikit ke anak itu motivasi untuk berbicara tanpa rasa takut bisa mengurangi sedikit phobianya Mhy ai

    BalasHapus
  2. udah banyak ran,, yg berusaha membujuk dan memotivasi,, tapi tetep aja sulit...
    dampaknya tu sampe dikelas juga ga mau nulis,, ga mau ngerjain tugas.. memank sepertinya harus dibawa ke psikiater..

    |makasi udah mampir dan komen|

    BalasHapus

Jangan di baca aja mas bro, mbak sist.. Tolong di komen, demi kelangsungan pembangunan blog ini.. *halah opo tho iki* Makasih banyak buat yang bersedia meluangkan waktu untuk baca dan komen.. ^^